André Onana joins Inter

ANDRÉ ONANA JOINS INTER

The Cameroonian goalkeeper, who was born in 1996, joins the Nerazzurri from Ajax

Setiap anak memiliki impian. Tempat, orang tercinta, dan persahabatan merupakan hal-hal yang membentuk pemikiran, harapan, dan ekspektasi mereka.

Andre Onana dahulu datang ke berbagai laga sepak bola bersama saudara tuanya. Dia membawakan tas saudaranya berikut sarung tangannya, duduk di tepi lapang dan menyaksikannya bermain di bawah mistar. Dia juga memiliki khayalan yang tinggi dan bermimpi menjadi seorang penjaga gawang suatu saat nanti, tetapi di mana? Di Stade Ahmadou Ahidjo di Yaounde, Kamerun.

Itulah target yang ditetapkan Onana untuk dirinya. Dia sering berangkat dari rumah ke stadion dengan berjalan kaki untuk melihat pertandingan tim nasional di tengah penonton yang riuh. Dia menyaksikan tim yang ia dukung, sang Singa Kamerun, yang memukau segenap bangsa pada tahun 2000 dengan menjuarai Africa Cup of Nations dengan tim yang dihuni oleh Rigobert Song, Patrick M’Boma, Geremi, Pierre Wome, Marc-Vivien Foe, dan Samuel Eto’o.

Bahkan, Eto’o berperan besar dalam nasib Onana karena berbagai turnamen yang diselenggarakan oleh akademi sang mantan striker tersebut memberikan kesempatan kepada Onana untuk memamerkan kebolehannya. Seorang pelatih bernama Diallo kemudian membantunya memulai perjalanan yang luar biasa: “Mari bergabung dengan Samuel Eto’o Academy! Bermainlah bersama kami.”

Itulah pemicu yang mengawali segala kisahnya pada usia sepuluh tahun. Empat tahun kemudian, Onana dan rekan setimnya pergi ke Barcelona untuk sebuah turnamen internasional. Ternyata perjalanan itu satu arah dan La Masia menjadi rumah baru Andre karena dia harus berlatih bersama kumpulan pemain muda terbaik di Eropa.

Onana memulai perjalanan baru pada Januari 2015, kali ini ke Amsterdam. Udara dingin yang menggigit, bahasa baru yang sulit, dan lingkungan yang sama sekali berbeda telah menantinya. Tidak mudah untuk beradaptasi dan menjadi seorang kiper pilihan ketiga di usia 19 tahun dengan prospek yang tampaknya terbatas bukanlah situasi ideal.

Menunjukkan komitmen dalam latihan, pantang menyerah, menunggu kesempatannya, memanfaatkan kesempatan itu dengan baik dan tidak melepaskannya merupakan faktor penentu dalam kemajuan Onana. Momen Onana datang ketika pelatih Ajax memilihnya untuk tiga pertandingan berturut-turut. Setelah 18 bulan di Amsterdam, Andre tahu bahwa tiga laga tersebut merupakan penentu nasibnya.

Pada titik itu, dia tidak tergantikan saat kiper dari Kamerun tersebut menjadi kiper pilihan pertama pada usia 20 tahun, menghapus semua prasangka dan miskonsepsi. Dia memenangkan tiga gelar juara liga, dua Dutch Cup, dan satu Super Cup. Dia tampil di Europa League dan memainkan peran kunci dalam kiprah Champions League nan mengesankan dari tim ini pada 2018/19 yang membuat mereka nyaris mencapai final.

Telah banyak momen indah dan juga masa-masa sulit dialaminya, seperti harus berlatih sendiri sebelum kembali beraksi di bawah mistar. Impian Africa Cup of Nations pupus di Yaounde dalam adu penalti di babak semi-final. Banyak situasi pasang surut telah dilalui, namun Onana selalu memiliki kekuatan yang cukup untuk kembali bangkit, yang dibuktikan oleh fakta bahwa dia tidak kehilangan karakter baik di dalam mau pun luar lapangan.

Kiper 26 tahun tersebut kini menambahkan persinggahan baru dalam perjalanannya. Dari desa Nkol Ngok di Yaounde hingga Barcelona dan Amsterdam, Onana kini di Milan. Koneksinya dengan Eto’o pun bertambah kuat, karena Andre merupakan pemain Kamerun keempat yang bermain untuk Inter, mengikuti jejak rekan senegaranya Eto’o, Wome, dan Daniel Maa Boumsong. Dari sisi pencatatan sejarah, pemain ini siap menjadi penjaga gawang Afrika pertama yang mendapatkan lampu hijau dari Nerazzurri.

Selamat datang di Inter, Andre!


 


Versión Española  Versione Italiana  English Version  日本語版  中文版 

Load More